Menulis Kembali Cerpen (2) - Dunia Kecil Di Belakang Rumah



sekarang ini saya memposting "Menulis Kembali Cerpen" akan tetapi lebih singkat daripada postingan sebelumnya. cerpen ini apabila diceritakan kembali, kurang lebih sekitar 4menit. singkat sekali bukan?

Menulis Kembali Cerpen (2)

            DUNIA KECIL DI BELAKANG RUMAH
           Karya : Efendi Wongso

Sepasang baju dari bahan katun bercorak norak tabrak warna tentu bukan hal yang patut dibanggakan. Tapi anak ceking itu melonjak kegirangan. Sebulan sudah diakrabinya bocah perempuan jalan sepuluh itu. Ini pengalaman baru persahabatannya dengan gadis cilik kardus di perkampungan kumuh belakang rumah istananya. Tentu saja tanpa sepengetahuan orang tuanya. Juga sebasung karyawan rumah yang setiap hari berlagak seperti prajurit istana. Menginjak enam belas usianya, dia memang masih dianggap kanak-kanak. Maka ketika dia mulai menyadari kekangan ang tidak sehat itu, dia pun mengajukan banding dalam bentuk protes.
“baju ini…”
“baju ini untukmu, Zul!”
“Tapi… apakah Papa-Mama Kah Helen tidak marah?”
“baju itu tidak berarti buat mereka. Jadi untuk apa marah?”
Sejak kehadiran Siti Zulaikha dalam hari-harinya yang panjang dan melelahkan, dia seperti kembali menemukan dunianya yang hilang. Sejak kematian Oma Selena, orangtua perempuan dari pihak Mamanya itu, keceriaan masa kanak-kanaknya seperti tersapu kabut. Kasih sayang yang sebenar-benarnya tidak pernah dirasakannya meski sederet fasilitas mewah mewakili kealpaan orang tuanya. Siti Zulaikha hadir dalam hidupnya bukan sekedar teman. Namun lebih dari itu, dia merupakan sebuah anugerah dari langit!
***
            Kurang lebih sebulan lalu saat Helen hendak berangkat sekolah, dia bertmu dengan gadis di muka gerbang rumah.
            “untuk apa kardus-kardus bekas itu?”
            “fungsinya banyak, Kak. Sebagian dijual, lalu sebagian lagi untuk bikin rumah. Seperti rumah di seberang kanal itu!”
            “hah?”
            Hari demi hari dia menyimak dengan takzim dunia yang tidak lazim baginya. Sama sekali tidak pernah membayangkan ada dunia kecil dengan ratusan bahkan ribuan penghuninya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Tepat di belakang rumah istananya! Lalu diakrabinya gadis kecil itu sebagai bagian dari keingintahuannya.
***
            “kak Helen kok mau berteman dengan Zul? Zul sama sekali tidak punya apa-apa”
            “persahabatan itu tidak ditakar dengan materi. Kamu jangan minderan begitu dong, Zul! Kamu harus pede”
            “iya sih. Tapi…”
            “sudahlah! Sekarang kamu tuh adik kak Helen!”
            “apa? Siti zulaikha adalah adik kah Helen?
            “he-eh. Jadi kamu gak usah malu lagi kalau jalan sama kak Helen!”
            tak terasa air matanya menitik. Indah persahabatan dua anak manusia dari dua dunia yang berbeda memang adalah anugerah…..***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "Menulis Kembali Cerpen (2) - Dunia Kecil Di Belakang Rumah"

Posting Komentar